Dukungan persalinan
Dukungan persalinan adalah asuhan yang
sifatnya mendukung yaitu asuhan yang bersifat aktif dan ikut serta dalam
kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan, dimana ibu dibebaskan
untuk memilih pendamping persalinan sesuai keinginannya, misalnya suami,
keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya.
Dukungan persalinan
- Sederhana
- Efektif
- Murah
- Resiko rendah
- Kemajuan persalinan bertambah baik
- Hasil persalinan bertambah baik
Metode-metode dukungan persalinan
Asuhan dan dukungan bagi ibu
- Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (orang terdekat : suami, orang tua, sahabat)
- Pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, merangkak, berjongkok, berdiri, berbaring miring kekiri
- Relaksasi dan pernafasan
- Istirahat dan privasi
- Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
- Asuhan diri
- Sentuhan
2.1 PENGURANGAN RASA SAKIT PADA PERSALINAN
Rasa nyeri merupakan hal yang biasa dialami wanita dalam menghadapi
persalinan, dan rasa sakit yang dialami dapat berbeda di waktu yang berbeda.
Biasanya rasa nyeri itu muncul selama 30-40 detik di setiap puncak kontraksi.
Rasa nyeri itu datang dan hilang secara terus menerus. Dan ini merupakan hal biasa
dan dapat diatasi.
Rasa nyeri yang dirasakan saat pembukaan semakin lama semakin terasa dan
semakin sering. Rasa nyeri itu menyebabkan pasien menjadi takut, gelisah dan
tegang. Akibatnya, mulut rahim menjadi kaku dan dasar panggul menjadi tegang,
yang mengakibatkan perlambatan persalinan, kadang macet total (distosia
servikalis).
Rasa nyeri selalu berubah-ubah. Kadang terasa sangat kuat , hilang, kadang
terasa menusuk, atau sangat nyeri, biasanya terasa dibagian bawah perut,
dibagian bawah punggung atau paha, atau ketiga tempat tersebut. Biasanya akan
terasa di puncak kontraksi.
A. METODE PENGENDALIAN NYERI
(BUKAN FARMAKOLOGIS)
1. Metode Non-Medis
a. Relaksasi
Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri yang
memberikan wanita masukan terbesar.
Teori yang menyokong penggunaan relaksasi
selama persalinan terletak pada fisiologis sistem saraf otonom
SSO adalah bagian dari sistem saraf periver
yang mempertahankan homeostasis dalam lingkungan intenal individu,sehinnga
fungsi ini jarang mencapai tingkat kesadaran dan bila pun ada hanya sedikit
kontrol volunter
b. Hipnoterapi
Hipnoterapi merupakan penggunaan hipnosis untuk
membuat suatu kepatuhan dan kondisi seperti tidur dalam terapi kondisi-kondisi
dengan komponen psikologis yang besar(Booth,1993)
c. Imajinasi
Imajinasi terbimbing melibatkan wanita yang
menggunakan imajinasi untuk mengontrol nyerinya. Hal ini dapat dicapai dengan
menciptakan bayangan yang mengurangi keparahan nyeri. Tetapi imajinasi harus
dihindari pada orang yang berisiko menderita psikosis dan sebaiknya tidak lebih
dari dua sesi imajinasi selama 20menit/hari
d. Umpan balik biologis
Merupakan sebuah proses tempat seseorang
belajar untuk memengaruhi respon fisiologis yang reliabel yang biasanya tidak
berada dalam kontrol volunter
Keberhasilan umpan balik biologis bergantung
pada kemampuan individu untuk belajar mengendalikan fungsi otonom.
e. Kompres panas
Cara menggunakan kompres panas
Dengan menggunakan handuk
panas atau silica gel yang telah dipanaskan atau kantung nasi panas atau botol
yang telah diisi air panas. Dapat juga langsung dengan menggunakan shower
air panas lengsung pada bahu, perut atau punggungnya jika ibu merasa nyaman.
Proses penghilangan rasa sakit dengan
kompres panas
Kompres panas dapat
meningkatkan suhu lokal pada kulit sehingga meningkatkan sirkulasi pada
jaringan untuk proses metabolisme tubuh. Hal tersebut dapat mengurangi spasme
otot dan mengurangi nyeri.
Waktu pemberian kompres panas
- Saat ibu mengeluh sakit atau nyeri pada daerah tertentu
- Saat ibu mengeluh adanya tanda-tanda ketegangan otot
- Saat ibu mengeluh ada perasaan tidak nyaman
- Pada kala II, kompres pada perineum akan merealisasikannya juga akan mengurangi sakit
Kapan tidak boleh digunakan kompres panas
- Saat ibu menyatakan tidak nyaman dengan panas atau dalam keadaan demam
- Jika petugas takut dengan kemungkinan terjadinya demam akibat kompres panas
f.
Kompres dingin
Cara menggunakan kompres dingin
- Menggunakan kompres dingin pada punggung atau perineum
- Menggunakan butiran es, handuk basah dan dingin, sarung tangan karet yang diisi dengan butiran es, botol plastik dengan air es
- Dapat digunakan pada wajah ibu yang bengkak, tangan atau kaki
- Dapat diletakan pada anus untuk mengurangi nyeri haemoroid kala II
Proses penghilangan rasa sakit kompres
dingin
- Kompres dingin sangat berguna untuk mengurangi ketegangan otot dan nyeri dengan menekan spasme otot (lebih lama daripada kompres panas)
- Memperlambat proses pengahntaran rasa sakit dari neuron ke organ
- Kompres dingin juga mengurangi bengkak dan mendinginkan kulit
Waktu pemberian kompres dingin
- Nyeri punggung
- Merasa kepanasan pada masa inpartu
- Haemorrhoid yang menimbulkan sakit
- Setelah persalinan, dapat digunakan pada perineum untuk menghilangkan bengkak dan nyeri
Kapan tidak boleh digunakan kompres dingin
- Saat ibu merasa menggigil
- Jika ibu mengatakan tidak ada perubahan atau iritasi
g.
Hidrotherapy
- Menggunakan air untuk mengurangi rasa sakit
- Suhu air tidak lebih dari 37-37,5ᴼC
- Mengurangi ketegangan otot, nyeri, cemas pada beberapa wanita
- Menggunakan air dalam persalinan perkembangan saat ini dan telah dipublikasikan secara luas.
Selain itu cara
lain yang dapat dilakukan, yaitu :
Ø Merancang ruang sedemikian rupa
sehingga dapat membantu meningkatkan hormon melalui ruangan yang gelap, menjaga
privacy.
Ø Coba merubah posisi, atau merubah gerak
dan focus pada pernafasan.
Ø Konsentrasi dan focus pada pernafasan,
berpikir positif dan suara lepas.
Ø Lakukan pijatan dengan menggunakan
minyak aromaterapi untuk mengurangi rasa sakit, atau sebarkan aroma terapi
diseluruh ruangan dengan pembakaran.
Ø Gunakan air hangat, shower atau
berendam.
Ø Gunakan penyembuhan homeopathic seperti
Arnica, mulai saat awal persalinan.
Ø Dorongan keyakinan dari pasangan selama
persalinan.
2.
Metode Medis
Ø
ILA (Intracthecal Lumbal Analgesia)
§
Sebelum
pembukaan 7-8 cm ibu dapat memutuskan menggunakan teknik ILA jika pembukaan
jalan lahir berjalan lambat.
§
Tehnik
pemberian paling singkat, mudah dan sederhana.
§
Pemberian
pada ruang subcrachnoid. “One Shoot Prosedure” dengan durasi “bebas nyeri” 6
sampai 9 jam.
§
Memerlukan
tindakan anastetik lain bila diperlukan tindakan operatif.
§
Tidak
berpengaruh terhadap nilai apgar bayi.
Hilangnya rasa nyeri dapat mencegah peningkatan tekanan darah lebih lanjut,
aliran darah plasenta dan ginjal akan lebih baik, output urin dapat meningkat.
Ø
TENS
Gelombang elektronik berfungsi seperti
pemijatan. Mesin ini merangsang tubuh untuk memproduksi senyawa penghilang rasa
sakit alamiah, yaitu endorphin. Endorphin dapat menghambat hantaran sinyal
sakit ke otak.
Ø
AKUPUNKTUR
Akupunktur adalah pengobatan yang memanfaatkan
rangsangan pada titik akupunktur yang mempengaruhi aliran bio-energi tubuh.
Tehnik akupunktur ini memiliki efek fisik pada system endorfin. Endorphin
sering disebut opium alami tubuh. Tehnik akupunktur ini mengatur fungsi otot
dan mengatasi rasa sakit. Rangsangan akupunktur dapat menyebabkan naiknya
jumlah endorfin. Dengan naiknya kadar endorfin, tubuh mencoba melakukan
penyembuhan diri.
2.2 Persiapan Persalinan
A.
Persiapan persalinan, antara
lain :
1) Menyiapkan ruangan untuk
persalinan dan kelahiran bayi.
Persalinan dan kelahiran bayi mungkin terjadi di rumah
(rumah ibu, rumah kerabat), ditempat bidan, di puskesmas, polindes atau rumah
sakit. Pastikan ketersediaan bahan-bahan dan sarana yang memadai dan upaya
pencegahan infeksi dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Di manapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi,
diperlukan hal – hal pokok seperti berikut ini :
Ø Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan
terlindung dari tiupan angin.
Ø Sumber air bersih yang mengalir untuk cuci tangan dan mandi ibu sebelum
dan sesudah melahirkan.
Ø Air desinfeksi tingkat tinggi (air yang dididihkan dan didinginkan)
untuk membersihkan vulva dan perineum sebelum periksa dalam selama persalinan
dan membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir.
Ø Air bersih dalam jumlah yang cukup, klorin, deterjen, kain pembersih,
kain pel dan sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan,
dekontaminasi dan proses peralatan.
Ø Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalinan.
Pastikan bahwa kamar kecil dan kamar mandi telah didekontaminasi dengan larutan
klorin 0,5 %, dibersihkan dengan deterjen dan air sebelum persalinan dimulai
(untuk melindungi ibu dari risiko infeksi), dan setelah bayi lahir (melindungi
keluarga terhadap risiko infeksi dari darah dan sekret tubuh ibu).
Ø Tempat yang lapang untuk ibu berjalan – jalan selama persalinan,
melahirkan bayi dan memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan.
Pastikan bahwa ibu mendapatkan privasi.
Ø Penerangan yang cukup, baik siang maupun malam.
Ø Tempat tidur yang bersih untuk ibu. Tutupi kasur dengan plastik atau
lembaran yang mudah dibersihkan jika terkontaminasi selama persalinan atau
kelahiran bayi.
Ø Tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir.
Ø Meja yang bersih atau tempat tertentu untuk menaruh peralatan
persalinan.
Ø Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.
2) Menyiapkan semua
perlengkapan, bahan – bahan dan obat – obat esensial.
Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan – bahan yang
diperlukan dan dalam keadaan siap pakai untuk setiap persalinan dan kelahiran.
Jika tempat persalinan dan kelahiran bayi, jauh dari fasilitas kesehatan,
bawalah semua keperluan yang dibutuhkan ke lokasi persalinan. Kegagalan untuk
menyediakan semua perlengkapan, bahan – bahan dan obat – obat esensial pada
saat asuhan diberikan, akan meningkatkan risiko terjadiny penyulit pada ibu dan
bayi baru lahir yang dpat membahayakan keselamatan jiwa mereka.
Pada setiap
persalinan dan kelahiran bayi :
1.
Periksa semua peralatan sebelum
dan setelah memberikan asuhan. Ganti peralatan yang hilang atau rusak dengan
segera.
2.
Periksa semua obat-obatan dan
bahan – bahan sebelum dan setelah menolong ibu bersalin dan melahirkan. Segera
ganti obat apapun yang telah digunakan atau hilang.
3.
Pastikan bahwa perlengkapan dan
bahan – bahan sudah bersih dan siap pakai. “partus set”, “set jahit”, dan
peralatan resusitasi bayi baru lahir sudah dalam kondisi didesinfeksi tingkat
tinggi atau steril.
3) Menyiapkan rujukan.
Jika terjadi penyulit, keterlambatan untuk merujuk ke
fasilitas kesehatan yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu dan / atau bayinya.
Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan dan
perawatan dan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa
ke fasilitas rujukan.
Jika ibu datang untuk asuhan persalinan dan kelahiran bayi
dan ia tidak siap dengan rencana rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan
keluarganya tentang keperluan rencana rujukan. Bantu mereka membuat rencana
rujukan pada saat awal persalinan.
4) Memberikan asuhan sayang
ibu selama persalinan.
Persalinan adalah saat yang
menegangkan dan menggugah emosi ibu dan keluarganya, malahan dapat pula menjadi
saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Untuk meringankan kondisi
tersebut, pastikan bahwa setiap ibu akan mendapatkan asuhan sayang ibu selama
persalinan dan kelahiran.
·
Prinsip –prinsip umum asuhan
sayang ibu, antara lain :
1.
Sapa ibu dengan ramah dan sopan,
bersikap dan bertindak dengan tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan
dan kelahiran bayi.
2.
Jawab setiap pertanyaan yang
diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya.
3.
Anjurkan suami dan anggota
keluarga ibu untuk hadir dan memberikan dukungannya.
4.
Waspadai tanda – tanda penyulit
selama persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan.
5.
Siap dengan rencana rujukan.
·
Asuhan
sayang ibu termasuk
·
Memberikan
dukungan emosional
·
Mengatur
posisi ibu
·
Memberikan
cairan dan nutrisi
·
Keleluasaan
menggunakan kamar mandi secara teratur
5) Melakukan upaya Pencegahan
Infeksi (PI) yang direkomendasikan.
Menjaga lingkungan yang bersih merupakan hal penting dalam
mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya. Hal ini
tergolong dalam unsur esensial asuhan sayang ibu. Kepatuhan dalam menjalankan
praktek – praktek pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong
persalinan dan keluarga ibu dari infeksi. Ikuti praktek – praktek pencegahan
infeksi yang sudah ditetapkan, ketika mempersiapkan persalinan dan kelahiran.
Anjurkan ibu untuk mandi pada awal persalinan dan pastikan bahwa ibu memakai
pakaian yang bersih. Mencuci tangan sesering mungkin, menggunakan peralatan
steril/DTT dan sarung tangan saat diperlukan. Anjurkan anggota keluarga untuk
mencuci tangan mereka sebelum dan setelah melakukan kontak dengan ibu dan bayi
baru lahir.
Alasan : Pencegahan infeksi sangat penting dalam
menurunkan kesalitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan
ketrampilan dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi yang baik, akan
melindungi penolong persalinan terhadap risiko infeksi.
2.3 Pemenuhan
Kebutuhan Fisik & Psikologis Ibu & Keluarga
A. Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Ø Kebersihan dan kenyamanan
Wanita yang sedang
bersalin akan merasa sangat panas dan berkeringat banyak, karena itu akan
sangat mendambakan kesempatan untuk mandi atau bersiram jika ia bisa.
Jika si ibu bisa
berdiri ia akan senang bila bisa digosok tubuhnya dengan spons, khususnya
bagian muka dan lehernya dengan air dingin.
Sebuah gaun yang
bersih dan adem akan sangat disukai dan sebuah kipas angin akan sangat menyejukkan.
Mulutnya bisa
disegarkan dengan jalan menggosok gigi.
Ø Posisi
Persalinan
dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tak
mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat
mungkin bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu
dalam persalinannya. Sebaiknya, peranan bidan adalah untuk mendukung ibu dalam
pemilihan posisi apapun yang dipilihnya, menyarankan alternatif – alternatif
hanya apabila tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi dirinya sendiri
atau bagi bayinya. Bila ada anggota keluarga yang hadir untuk melayani sebagai
pendukung ibu, maka bidan bisa menawarkan dukungan pada orang yang mendukung
ibu tersebut.
Posisi untuk persalinan
POSISI
|
ALASAN / RASIONALISASI
|
Duduk /
setengah duduk
|
Lebih mudah
bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/mensupport
perineum
|
Posisi
merangkak
|
Baik untuk
persalinan dengan punggung yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi,
peregangan minimal pada perineum
|
Berjongkok
/ berdiri
|
Membantu
penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran panggul, memperbesar dorongan untuk
meneran
|
Berbaring
miring ke kiri
|
Memberi
rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenisasi yang baik bagi bayi,
membantu mencegah terjadinya laserasi
|
Ø Kontak fisik
Si
ibu mungkin tidak ingin bercakap – cakap tetapi ia mungkin akan merasa nyaman
dengan kontak fisik. Partnernya hendaknya didorong untuk mau berpegangan tangan
dengannya, menggosok punggungnya, menyeka wajahnya dengan spons atau mungkin
hanya mendekapnya. Sebagian pasangan suami istri mungkin ingin mempraktekkan
dimana partnernya mengelus – elus perut dan paha wanita atau tehnik – tehnik
lain yang serupa. Mereka yang menginginkan kelahiran yang aktif bisa mencoba
stimulasi puting dan klitoris untuk mendorong pelepasan oksitosin dari kelenjar
pituitary dan dengan demikian merangsang kontraksi uterus secara alamiah. Hal
ini juga akan merangsang produksi endogenous opiates, yang memberikan sedikit
analgesia alamiah.
Ø Pijatan
Wanita
yang menderita sakit punggung atau nyeri selama persalinan mungkin akan
merasakan pijatan sangat meringankan. Sebagian wanita mungkin akan merasakan
pijatan pada abdominal menyenangkan; elusan ringan diatas seluruh perut emang
bisa terasa enak, dengan menggunakan kedua tangan dan melakukan ujung jari
menyentuh daerah symphysis pubis, melintas diatas fundus uterus dan kemudian
turun ke kedua sisi perut.
B. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis
Ø Persiapan untuk persalinan
Pada
suatu tahap dalam masa persalinannya semua wanita akan menyadari keharusan
untuk melahirkan anaknya.
Ø Memberikan informasi
setiap
wanita yang hamil haruslah memperoleh kesempatan untuk membentuk hubungan
dengan seorang bidan tertentu agar supaya advis bisa diberikan secara konsisten
dan wanita tersebut akan merasa rileks dan bisa bebas meminta informasi. Dengan
cara demikian setiap wanita akan bisa mendapatkan informasi sebanyak yang
diinginkannya.
Ø Mengurangi kecemasan
Meskipun
setiap wanita mungkin akan merasa sedikit takut tentang beberapa aspek dari
kehamilan dan persalinan, banyak diantaranya merasa bahwa hal tersebut tidaklah
berdasar.
Ø Keikutsertaan dalam perencanaan
Pasangan
– pasangan yang bisa berpartisipasi dalam perencanaan asuhan mereka dengan cara
ini akan merasa bahwa hal tersebut akan dianggap penting bagi para pemberi
asuhan dan akan merasa lebih tenang dalam menghadapi seluruh pengalaman
memasuki rumah sakit. Bidan harus ingat bahwa bagi pasangan – pasangan muda,
sebuah rumah sakit itu bagaikan benda asing, lingkungan yang belum dikenal yang
dihubungkan dengan sakit dan mati dan bahwa mungkin saja mereka belum pernah
datang ke tempat seperti itu.
Ø Berkenalan dengan para staf
Berkenalan
dengan staf ruang bangsal persalinan serta melihat – lihat lingkungannya akan
sangat berguna bagi sebagian besar wanita. Jika penggunaan perlengkapan
dijelaskan tentu akan terasa tidak seperti rumah sakit dan akan kurang
menakutkan. Pendekatan tim asuhan akan dirancang untuk bisa menaarkan
kesinambungan asuhan dari si pemberi asuhan kepada setiap wanita agar supaya
dia mendapatkan rasa aman bahwa ia akan bertemu dengan orang – orang yang sudah
dikenalnya selama kontak dengan penyedia jasa persalinannya.
2.4 Tanda Bahaya
Kala I dan Manajemennya
A.
Kala I
Kala I persalinan
dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm) kala ini terjadi dari 2 fase yaitu :
Ø Fase laten
Dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap.Pembukaan serviks kurang dari 4 cm.Berlangsung selama + 8 jam
dan sangat lambat.
Ø Fase aktif
Dibagi dalam 3 fase :
i.
Fase akselerasi : dalam waktu 2
jam pembukaan yang kurang dari 4 cm tadi berubah menjadi 4 cm.
ii.
Fase dilatasi maksimal : dalam
waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
iii.
Fase deselarasi : pembukaan lambat
karena dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Pada fase aktif frekuensi
dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi adekuat atau memadai
jika terjadi 3x atau lebih per 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau
lebih serta terjadi penurunan terbawah janin).
B. Tanda bahaya kala I dan manajemennya
Indikasi-indikasi untuk tindakan dan / atau
rujukan segera selama kala I persalinan.
Temuan-temuan anamnesis dan/atau
pemeriksaan
|
Rencana untuk asuhan atau perawatan
|
Riwayat bedah
sesar
|
1. Segera rujuk
ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukan bedah sesar.
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berilah
dukungan dan semangat.
|
Perdarahan
pervaginam selain dari lendir bercampur darah (show)
|
Jangan melakukan
pemeriksaan dalam
1. Baringkan ibu ke sisi kiri
2. Pasang infus menggunakan jarum
berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan ringer loktat atau cairan
garam fisiologis (NS)
3. Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki
kemampuan untuk melakukan bedah sesar.
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
|
Kurang dari 37
minggu (persalinan kurang bulan)
|
1. Segera rujuk
ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawatdaruratan
obstetric dan BBL.
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan dukungan serta semangat.
|
Ketuban pecah
disertai dengan keluarnya mekonium kental
|
1. Baringkan ibu
ke sisi kiri
2. Dengarkan DJJ
3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan untuk melakukan bedah sesar.
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan bawa
partus set, kateter penghisap lendir delle dan handuk/kain untuk mengeringkan
dan menyelimuti bayi kalau ibu melahirkan di jalan.
|
Ketuban pecah
bercampur dengan sedikit mekonium disertai tanda-tanda gawat janin
|
1. Dengarkan DJJ,
jika ada tanda-tanda gawat janin laksanakan asuhan yang sesuai (lihat di
bawah)
|
Ketuban telah
pecah (lebih dari 24 jam) atau ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan
(usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
|
1. Segera rujuk
ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan melakukan asuhan kegawat daruratan
obstetric.
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan dukungan serta semangat.
|
Tanda-tanda atau
gejala-gejala infeksi :
- Temperatur tubuh
- Menggigil
- Nyeri abdomen
- Cairan ketuban yang berbau
|
1. Baringkan ibu
miring kekiri
2. Pasang infus menggunakan jarum
berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan ringer loktat atau cairan
garam fisiologis (NS) dengan tetesan 125 ml/jam.
3. Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki
kemampuan untuk melakukan bedah sesar.
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan dukungan serta semangat.
|
Tekanan darah
lebih dari 160/ 110 dan/atau terdapat protein dalam urine (preeklamsia berat)
|
1. Baringkan ibu
miring kekiri
2. Pasang infus menggunakan jarum
berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan ringer loktat atau cairan
garam fisiologis (NS)
3. Jika mungkin berikan dosis awal 4 g MgSO4
20% IV selama 20 menit.
4. Suntikan 10 g MgSO4 50% 15 g
IM pada bokong kiri dan kanan.
5. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki
kapabilitas asuhan kegawat daruratan obstetric dan BBL.
6. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan dukungan serta semangat.
|
Tinggi fundus 40
cm atau lebih (makrosomia, polihidramniofis, kehamilan ganda
|
1. Segera rujuk
ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan bedah sesar.
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan semangat dan dukungan.
Alasan :
Jika diagnosisnya adalah polihidramnion,
mungkin ada masalah-masalah dengan janinnya. Dengan adanya makrosomia risiko
distosia bahu dan perdarahan pasca persalinan atau lebih besar.
|
DJJ kurang dari
100 atau lebih dari 180 kali/menit pada 2 x penilaian dengan jarak 5 menit
(gawat janin)
|
1. Baringkan ibu
miring ke kiri, dan anjurkan untuk bernapas secara teratur.
2. Pasang infus menggunakan jarum
berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan renger laktat atau cairan
garam fisiologis (NS) dengan tetesan 125 ml/jam.
3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri dan BBL.
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan dukungan dan semangat.
|
Primipara dalam
persalinan fase aktif dengan palpasi kepala janin masih 5/5
|
1. Baringkan ibu
miring ke kiri
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki kemampuan pembedahan bedah sesar
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan dukungan dan semangat.
|
Presentasi bukan
belakang kepala (sungsang, letak lintang, dll)
|
1. Baringkan ibu
miring ke kiri.
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri dan BBL.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan dukungan dan semangat.
|
Presentasi ganda
(majemuk) (adanya bagian janin, seperti misalnya lengan atau tangan,
bersamaan dengan presentasi belakang kepala)
|
1. Baringkan ibu
dengan posisi lutut menempel ke dada atau miring ke kiri.
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri dan BBL.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan dukungan dan semangat.
|
Tali pusat
menumbung (jika tali pusat masih berdenyut)
|
1. Gunakan sarung
tangan disinfeksi tingkat, letakan satu tangan divagina dan jauhkan kepala
janin dari tali pusat janin. Gunakan tangan yang lain pada abdomen untuk
membantu menggeser bayi dan menolong bagian terbawah bayi tidak menekan tali
pusatnya. (keluarga mungkin dapat membantu).
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetric dan BBL.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan semangat serta dukungan
ATAU
1. Minta ibu untuk melakukan posisi
bersujud dimana posisi bokong tinggi melebih kepala ibu, hingga tiba ke
tempat rujukan.
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan semangat serta dukungan.
|
Tanda-tanda
gejala syok :
|
1. Baringkan ibu
miring ke kiri
2. Jika mungkin naikkan kedua kaki ibu
untuk meningkatkan aliran darah ke jantung.
3. Pasang infus menggunakan jarum
berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL atau cairan garam
fisiologis (NS), infuskan 1 liter dalam waktu 15 – 20 menit, jika mungkin
infuskan 2 liter dalam waktu 1 jam pertama, kemudian turunkan tetesan menjadi
125 m/jam.
4. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri dan BBL.
5. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan dukungan dan semangat.
|
Tanda-tanda
gejala persalinan dengan fase laten yang memanjang.
|
1. Segera rujuk
ibu ke fasilitas yang memiliki kapasitas kegawatdaruratan obstetri dan BBL.
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan dukungan serta semangat.
|
Tanda dan gejala
belum inpartu
|
1. Anjurkan ibu
untuk minum dan makan.
2. Anjurkan ibu untuk bergerak bebas dan
leluasa.
3. Jika kontraksi berhenti dan/atau tidak
ada perubahan serviks, evaluasi djj, jika tidak ada tanda-tanda kegawatan
pada ibu dan janin. Persilahkan ibu pulang dengan nasehat untuk :
|
Tanda dan gejala
partus lama
|
1. Segera rujuk
ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawatdaruratan
obstetric dan BBL.
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
berikan semangat serta dukungan.
|
2.5
Pendokumentasian Kala I
A.
Hal-hal yang perlu di dokumentasikan
Pendokumentasian
dapat dilakukan dengan menggunakan hasil temuan dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
Anamnesis
Ø
Nama, umur dan alamat
Ø
Gravida dan para
Ø
HPHT
Ø
Tapsiran persalinan
Ø
Alergi obat-obatan
Ø
Riwayat kehamilan, sekarang dan
sebelumnya
Ø
Riwayat medis lainnya.
Ø
Masalah medis saat ini, dll.
Pemeriksaan fisik
Ø Pemeriksaan abdomen
-
Menentukan TFU
-
Memantau kontraksi uterus
-
Memantau DJJ
-
Memantau presentasi
-
Memantau penurunan bagian terbawah
janin
Pemeriksaan dalam
Ø
Menilai cairan vagina
Ø
Memeriksa genetalia externa
Ø
Menilai penurunan janin
Ø
Menilai penyusupan tulang kepala
Ø
Menilai kepala janin apakah sesuai
dengan diameter jalan lahir
Ø
Jangan melakukan pemeriksaan dalam
jika ada perdarahan pervaginam.
B. Format
pendokumentasian kala I
Digunakan
SOAP untuk mendokumentasikannya.
Ø S : Subjektif
Menggambarkan
hasil pendokumentasian anamnesis.
Ø O : Objektif
Menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil dari pemeriksaan
laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah I varney.
Ø A : Assesment
Menggambarkan
pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data objektif dalam
identifikasi yang meliputi :
-
Diagnosa atau masalah
-
Antisipasi diagnosa atau masalah
potensial
-
Perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II,
III dan IV varney.
Ø Planning
Menggambarkan
pendokumentasian dari perencanaan pelaksanaan tindakan dan evaluasi berdasarkan
assessment sebagai langkah V, VI dan VII varney.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
3.2
SARAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar