milkysmile milkysmile milkysmile

Jumat, 30 November 2012

Masalah kesehatan yang sering terjadi pada neonates, bayi & balita


BAB II
ISI

1.      IKTERUS NEONATORUM
Ø  Definisi
Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat penumpukan bilirubin.

Sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan.

Ø  Klasifikasi ikterus
 Untuk mengklasifikasikannya dilihat dari gejala-gejalanya yaitu:
a.       Ikterus Fisiologis (ringan)
Ikterus fisiologis adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah dalam satu minggu pertama kehidupannya.
Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari ke 5-7, kemudian akan menurun pada hari ke 10-14, peningkatannya tidak melebihi 10 mg/ddl pada bayi atterm dan < 12 mg/dl pada bayi permatur. Keadaan ini masih dalam batas normal. Kuning tidak sampai telapak tangan / telapak kaki
Ikterus fisiologis tidak berbahaya, penanganannya bayi dijemur setiap pagi antara jam 7 - 9 pagi selama 30 - satu jam. Tingkatkan frekuensi pemberian ASI, minimal 8 - 12 kali sehari. Jika dirasakan sudah cukup menyusuinya, sebaiknya perhatikan apakah bayi benar-benar menghisap atau hanya mengempeng saja. Bila dirasakan ada masalah dalam menyusui segera lakukan konsultasi di klinik laktasi terdekat. Bila gejala masih tampak hingga >14 hari segera periksakan ke dokter.
b.      Ikterus Patologis (berat)
·         Timbul kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir, atau
·         Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari, atau
·         Kuning sampai telapak tangan / telapak kaki, atau
·         Tinja berwarna pucat
Jika tidak segera ditangani, kadar bilirubin terus meningkat sehingga dapat meracuni otak, terjadinya kerusakan saraf yang dapat menyebabkan cacat seperti tuli, pertumbuhan terhambat atau kelumpuhan otak besar atau bahkan dapat menyebabkan kematian. Jika mengalami salah satu gejala tersebut di atas segera periksakan bayi anda ke dokter.
Ø  Gejala dan tanda klinis
Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala:
a)      Dehidrasiè Asupan kalori tidak adekuat (misalnya: kurang minum, muntah-muntah)
b)      Pucatè Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidakcocokan golongan darah ABO, rhesus,defisiensi G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular.
c)      Trauma lahirè Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala), perdarahan tertutup lainnya.
d)     Pletorik (penumpukan darah)è Polisitemia, yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat, bayi KMK
e)      Letargik dan gejala sepsis lainnya
f)       Petekiae (bintik merah di kulit)è Sering dikaitkan dengan infeksi congenital, sepsis atau eritroblastosis
g)      Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)èSering berkaitan dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, penyakit hati
h)      Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)
i)        Omfalitis (peradangan umbilikus)
j)        Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)
k)      Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)
l)        Feses dempul disertai urin warna coklatè Pikirkan ke arah ikterus obstruktif, selanjutnya konsultasikan ke bagian hepatologi.

Ø  Pencegahan
  • Pengawasan ANC yang baik
  • Menghindari pemberian obat-obatan pada masa kehamilan seperti sulfanamida dan lain-lain
  • Pemberian ASI sedini mungkin (early feeding)
    • Mempercepat metabolisme bilirubin, yaitu dengan menambahkan glukosa yang terdapat dalam ASI
    • Pengeluaran bilirubin
Protein albumin dalam ASI merupakan transportasi bilirubin, albumin mengikat bilirubin agar mempermudah proses ekstraksi bilirubin jaringan kedalam plasma. Hal ini mengakibatkan bilirubin plasma meningkat, tetapi tidak berbahaya karena bilirubin ada dalam ikatan albumin.
Ø  Pemeriksaan penunjang
1. Kadar bilirubin serum (total)
2. Darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi
3. Penentuan golongan darah dan Rh dari ibu dan bayi
4. Pemeriksaan kadar enzim G6PD
5. Pada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati, uji fungsi tiroid, uji urin terhadap galaktosemia.
6. Bila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah, urin, IT rasio dan pemeriksaan C reaktif protein (CRP).

2.      MUNTAH
Ø  Definisi
Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut.
Refluks gastroesofagus adalah kembalinya isi lambung kedalam esofagus tanpa terlihat adanya usaha dari anak.
Ø  Penyebab muntah
Pada neonatus
1)      Organik
  • Gastrointestinal
Obstruksi : atresia esophagus
Non obstruksi : perforasi lambung
  • Ekstra gastrointestinal
Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra
  • Susunan syaraf pusat
Peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
2)      Non organic
Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman yang tidak cocok atau terlalu banyak, keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis oral.
Pada anak
a)      Organik
  • Gastrointestinal
Obstruksi : stenosis pylorus
Non obstruksi : refluk esofagal, infeksi/peritonitis
  • Luar gastrointestinal
Infeksi (OMA, pertusis, tonsilofaringitis)
uremia
b)      Non organik
  • Sama dengan neonatus
  • Mabuk perjalanan
  • Keracunan makanan (1-8 jam sesudah makan)
  • Food borne disease (salmonellosis) lebih lama dari keracunan makanan.
Ø  Sifat muntah
  • Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi esophagus
  • Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus (pelepasan lambung ke duodenum)
  • Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya timbul pada beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya tidak proyektil.
  • Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran empedu
  • Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan intrakranial tinggi atau obstruksi usus
Ø  Komplikasi
  • Kehilangan cairan tubuh/elektrolit sehingga dapat menyebabkan dehidrasi
  • Karena sering muntah dan tidak mau makan/minum dapat menyebabkan ketosis
  • Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjatan (syok)
  • Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot perut, perdarahan, konjungtiva, ruptur, esophagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah jahitan bisa lepas pada penderita pasca operasi dan timbul perdarahan.
Ø  Penatalaksanaan
  • Utamakan penyebabnya
  • Berikan suasana tenang dan nyaman
  • Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati
  • Kaji sifat muntah
  • Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas kolaborasi dan instruksi dokter)
  • Kolaborasi untuk pengobatan suportif dan obat anti muntah (pada anak tidak rutin digunakan) :
    • Metoklopramid
    • Domperidon (0,2-0,4 mg/Kg/hari per oral)
    • Anti histamin
    • Prometazin
    • Kolinergik
    • Klorpromazin
    • 5-HT-reseptor antagonis
    • Bila ada kelainan yang sangat penting segera lapor/rujuk ke rumah sakit/ yang berwenang
3.      GUMOH/REGURGITASI
Ø  Definisi
Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit.
Walaupun mirip dengan muntah, namun gumoh ini berbeda, gumoh tidak disertai kontraksi pada pada dinding lambung, dan biasanya gumoh mengeluarkan cairan yang jumlahnya sedikit, sedangkan muntah ada tekanan negatif dari perut mendorong diafragma. Gumoh ini biasa terjadi pada bayi yang berusia 0 sampai 6 bulan.
Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes 2007).Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan.
Ø  Penyebab
1. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri.
2. posisi menyusui.
Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Bayi pun gumoh. pemakaian bentuk dot. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi muntah.
3. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna.
Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.
4. fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna.
5. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
Ø  Pencegahan Gumoh
  1. Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah bibir bayi menutup puting susu serta daerah yang berwarna hitam disekitar putting susu (areola), dengan begitu kemungkinan udara yang masuk dan tertelan pada saat menyusu bisa diperkecil.
  2. Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak.
  3. Hindari mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah menyusu.
  4. Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusui
  5. Hindari memberikan ASI / susu ketika bayi sangat lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat menyusu sehingga menimbulkan udara masuk.
  6. Apabila menggunakan botol, perbaiki cara minumnya. Posisi botol susu diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh permukaan botol dan dot harus masuknya seluruhnya ke dalam mulut bayi.
  7. Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsung ditidurkan, tetapi perlu disendawakan dahulu terlebih dahulu.
Sendawa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  1. Bayi digendong dalam posisi berdiri dengan kepala bersandar dipundak ibu. Kemudian, punggung bayi ditepuk perlahan-lahan sampai terdengar suara bersendawa.
  2. Menelungkupkan bayi dipangkuan ibu, lalu usap / tepuk punggung bayi sampai terdengar suara bersendawa.
Ø  Dampak Gumoh
  1. Infeksi pada saluran pernafasan
  2. Cairan gumoh yang kembali keparu-paru dapat menyebabkan radang
  3. Nafas terhenti sesaat
  4. Bayi tersedak dan batuk
  5. Cairan gumoh dapat menimbulkan iritasi
  6. Pucat pada wajah bayi karena tidak bisa bernafas
Ø  Penatalaksanaan Gumoh
  1. Bersikaplah tenang,
  2. Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak masuk ke paru-paru (jangan mengangkat bayi yang sedang gumoh, karena beresiko cairan masuk ke paru-paru)
  3. Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue atau lap basah hingga bersih pastikan lipatan leher bersih agar tidak menjadi sarang kuman dan jamur
4.      DIAPER RASH/RUAM POPOK
Ø  Definisi
Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak-bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. Diaper rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari maternal fecal.
Ruam popok sering timbul pada bayi atau anak berusia di bawah 3 tahun yang masih menggunakan popok. Gejalanya, bila ringan, hanya berupa kemerahan pada kulit di daerah yang tertutup popok. Bila makin parah, timbul bintil-bintil merah, lecet/luka, bersisik, kadang basah, dan bengkak. Bayi pun jadi rewel karena merasa nyeri ketika buang air kecil atau buang air besar.
Ruam popok juga bisa mengakibatkan infeksi jamur kandida ataupun infeksi bakteri. Tandanya, kulit makin merah dan basah, lebih bengkak, dan bernanah.

Ada tiga jenis radang popok yang mengganggu bayi :
  1. Radang amoniak, biasanya dari amoniak yang terkandung dalam air seni. Ini bisa disembuhkan dengan menjaga agar bokong bayi tetap kering. kadang-kadang dengan dianginkan tanpa popok beberapa waktu lamanya.
  2. Radang monilia, disebakan oleh jamur candida. Radang ini kelihatan merah dan gatal, dan mungkin untuk menyembuhkannya diperlukan krim obat.
  3. Radang seborrhea, yang kering dan berkerak, kerap kali mengeluarkan cairan bening. Jenis radang ini juga memerlukan krim obat untuk menyebuhkannya.
Ø  Penyebab
  • Sering terjadi pada usia 9-12 bulan, tidak sering mengganti pampers, modifikasi diet
  • Kebersihan kulit yang tidak terjaga
  • Udara atau suhu lingkungan yang teralu panas atau lembab
  • Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi
  • Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease dan lipase)
  • Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
  • Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan perubahan sistem imun
  • Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras
  • Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
Ø  Tanda dan gejala
  • Iritasi pada kulit yang terkena muncuul sebagai erithema
  • Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin, perut bawah, paha bagian atas dan lipatan-lipatan kulit
  • Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik
  • Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan ulcerasi
  • Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri
Ø  Penatalaksanaan
  • Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat kelamin, bokong, lipatan selangkangan
  • Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap kering)
  • Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan
  • Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
  • Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang dioleskan dengan minyak atau sabun mild dan air hangat
  • Popok dicuci dengan detergen yang lembut
  • Mengangin-anginkan kulit sebelum pampers baru dipasang dan menggunkan pampers dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya
  • Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki sirkulasi udara.
  • Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi
  • Pengobatan
    • Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang meradang
    • Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1%
    • Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin)
Lakukan langkah-langkah berikut supaya pemakaian pampers pada bayi tidak menyebabkan diaperush :
@ Sebelum mengganti atau menggunakan diapers, pastikan tangan yang memakainya bersih.
@ Bersihkan area popok bayi; lipatan paha, paha atas, anus dan kelamin. Gunakan lap basah untuk membersihkan. Dan lap kering untukmengeringkan sebelum dipakaikan diapers kembali.
@ Agar bayi tidak terkena iritasi oleskan baby oil atau krim khusus pada area popok.
@ Pakaikan diapers sesuai ukuran. Jangan memberikan diapersterlalu besar atau kecil.
@ Perhatikan cara penggunaannya. Pemakaian diaper yang benar akanmemberi kenyamanan bagi bayi.
@ Sebaiknya seringlah mengganti diaper kalau memang sudah kotoratau “penuh”. Frekuensi penggantian sangat tergantung frekuensi buang airkecil atau buang air besar bayi. Jangan tunggu sampai diaper tercium bauamoniak, karena inilah yang bisa mengakibatkan kuman mengiritasi kulit.
@ Saat mengganti diapers, ulangi proses pembersihan sepertidisebut di atas. Setelah itu, biarkan bayi tanpa diapers sebentar, agarkulitnya “bernafas”.
5.      IMPETIGO
Ø  Definisi
Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula).
Istilah impetigo berasal dari bahasa Latin yang berarti serangan, dan telah digunakan untuk menjelaskan gambaran seperti letusan berkeropeng yang biasa nampak pada daerah permukaan kulit.
Impetigo adalah penyakit kulit menular yang disebabkan bakteri dan biasanya menyerang anak-anak. Walaupun sebagian besar disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka, namun impetigo dapat terjadi pada kulit yang sehat. Impetigo merupakan infeksi kulit yang mudah sekali menyebar, baik dalam keluarga, tempat penitipan atau sekolah. Impetigo menyebar melalui kontak langsung dengan lesi (daerah kulit yang terinfeksi). Di Inggris kejadian impetigo pada anak sampai usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada anak usia 5-15 tahun.
Impetigo terdiri dari dua jenis :
Æ  impetigo krustosa (tanpa gelembung cairan, dengan krusta/keropeng/koreng)
èImpetigo krustosa hanya terdapat pada anak-anak, paling sering muncul di muka, yaitu di sekitar hidung dan mulut. Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga penderita datang berobat yang terlihat adalah krusta tebal berwarna kuning seperti madu. Jika dilepaskan tampak erosi dibawahnya
Æ  impetigo bulosa (dengan gelembung berisi cairan
èImpetigo bulosa terdapat pada anak dan dewasa, paling sering muncul di ketiak, dada, dan punggung. Kelainan kulit berupa eritema, vesikel, dan bula. Kadang-kadang waktu penderita datang berobat, vesikel atau bula telah pecah.
Ø  Penyebab
Impetigo disebabkan oleh bakteri staphylococcusdanstreptococcus. Bakteri ini hidup normal di kulit manusia tanpa menimbulkan penyakit. Impetigo terjadi bila bakteri ini masuk melalui luka di kulit atau gigitan serangga dan berkembang biak.
Ø  Gejala
  • Bintik-bintik merah yang kecil menjadi lepuh yang berisi nanah dan berkeropeng; biasanya pada muka, tangan atau kepala. Impetigo berawal sebagai luka terbuka yang menimbulkan gatal, kemudian melepuh, mengeluarkan isi lepuhannya lalu mengering dan akhirnya membentuk keropeng.
  • Besarnya lepuhan bervariasi, mulai dari seukuran kacang polong sampai seukuran cincin yang besar. Lepuhan ini berisi carian kekuningan disertai rasa gatal.
  • Penyakit ini biasanya asimetris yang ditandai dengan lesi awal berbentuk makula eritem pada wajah, telinga maupun tangan yang berubah dengan cepat menjadi vesikel berisi cairan bening atau pustul dengan cepat dan dikelilingi oleh suatu areola inflamasi, bila mengering akan mengeras menyerupai batu kerikil yang melekat di kulit. Jika diangkat maka daerah tempat melekatnya tadi nampak basah dan berwarna kemerahan.
  • Tahap ini jarang terlihat karena kulit vesikel sangat tipis dan mudah rupture. Pada dasar vesikel terdapat eksudasi, jika mengering akan menjadi krusta warna kuning. Lesi awalnya kecil (ukuran kira-kira 3-10 mm), tapi kemudian dapat membesar. Bila lesi sembuh tidak akan meninggalkan bekas. Lesi bias annular, circinata atau bundar menyerupai Tinea circinata. Lesi satelit dapat terbentuk di sekitar lesi utama yang disebabkan oleh adanya autoinoculation.
  • Tanda khas dari impetigo krustosa ini adalah warna kemerahan seperti madu atau kuning keemasan ’honey-colored’. Pada daerah tropis umumnya terjadi pada anak-anak yang kurang gizi, erupsinya bias luas dan bereaksi lambat terhadap terapi. Umumnya terjadi pada daerah-daerah tubuh yang terbuka seperti wajah, mulut, telapak tangan atau leher.
  • Tidak disertai gejala umum. Tempat predileksi di muka, yakni di sekitar lubang hidung dan mulut karena dianggap sumber infeksi dari daerah tersebut. Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga jika penderita datang berobat, yang terlihat ialah krusta tebal berwarna kuning seperti madu. Jika dilepaskan tampak erosi di bawahnya. Sering krusta menyebar ke perifer dan sembuh di bagian tengah.
    Streptokkus yang menginfeksi anak-anak dan yang lebih tua tidak berbeda dengan yang terkena/menyebar pada populasi yang lain, walaupun perlu dipertimbangkan bahwa tingkat infeksi yang lebih serius bias berbeda dari kedua kelompok umur tersebut. Keluhan utama adalah rasa gatal. Lesi awal berupa macula eritematosa berukuran 1 – 2 mm, segera berubah menjadi vesikel atau bula. Karena dinding vesikel tipis, mudah pecah dan mengeluarkan secret seropurulen kuning kecoklatan. Selanjutnya mengering membentuk krusta yang berlapis-lapis. Krusta mudah dilepaskan, di bawah krusta terdapat daerah erosif yang mengeluarkan secret sehingga krusta kembali menebal.
  • Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar daerah yang terinfeksi.
Ø  Penanganan
  • Perawatan Umum : memperbaiki higien dengan membiasakan membersihkan tubuh dengan sabun, memotong kuku dan senantiasa mengganti pakaian. Perawatan luka dan tidak saling tukar menukar dalam menggunakan peralatan pribadi (handuk, pakaian, dan alat cukur)
  • Sistemik Pengobatan sistemik di indikasikan jika terdapat factor yang memperberat impetigo seperti eczema. Untuk mencegah infeksi sampai ke ginjal maka di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan urine. Bakteri pun di uji untuk mengetahui ada tidaknya resistensi antibiotic. Pada impetigo superficial yang disebabkan streptococcus kelompok A, penisilin adalah drug of choice. Penisilin oral yang digunakan adalah potassium Phemmoxymethylpenicilin. Bila resisten bias digunakan oxacilin dengan dosis 2,5 gr/ hari dan dosis untuk anak-anak disesuaikan dengan umur. Dapat juga digunakan eritromisin dosis 1,5 – 2,0 g yang diberikan 4 kali sehari.
    Penisilin V oral (250mg per oral) efektif untuk streptokokkus atau staphylokokkus aureus non-penisilin. Penisilin semi sentetis, methicin, atau oxacilin (500mg setiap 4-6 jam) diberikan untuk staphylokokkus yang resisten terhadap penisilin eritromisin (250mg 4 kali sehari) lebih efektif dan aman, di gunakan pada pasien yang sensitive terhadap penisilin.
  • Antibiotik oral Antibiotik oral diberikan bila : Erupsi memberat dan semakin meluas. Anak lain yang terpapar infeksi atau bila bentuk nephritogenik telah berlebihan, Terapi oral diberikan bila pengobatan topical meragukan atau pada kasus yang disertai folliculitis
  • Topikal Pengobatan topikal dilakukan apabila krusta dan sisa impetigo telah dibersihkan dengan cara mencucinya menggunakan sabun antiseptic dan air bersih. Untuk krusta yang lebih luas dan berpotensi menjadi lesi sebaiknya menggunakan larutan antiseptic atau pun bubuk kanji. Dapat menggunakan asam salisil 3-6% untuk menghilankan krusta. Bila krusta hilang maka penyebaranya akan terhenti. Pustule dan bula didrainase. Bila dasar lesi sudah terlihat, sebaiknya diberikan preparat antibiotic pada lesi tersebut dengan hati-hati sebanyak 4 kali sehari. Preparat antibiotik juga dapat digunakan untuk daerah yang erosive. Misalnya menggunakan krim neomycin yang mengandung clioquinol 0,5%-1% atau asam salisil 3%-5%
Ø  Pencegahan
Ä  Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan, namun dapat mengiritasi pada sebagian kulit orang yang kulit sensitif)
Ä  Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan bersih
Ä  Jauhkan diri dari orang dengan impetigo
Ä  Orang yang kontak dengan orang yang terkena impetigo segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Ä  Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah dari yang lainnya. Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah sinar matahari atau pengering yang panas. Mainan yang dipakai dapat dicuci dengan disinfektan.
Ä  Gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal di tempat yang terinfeksi dan cuci tangan setelah itu
Ø  Komplikasi
  • Infeksi dari penyakit ini dapt tersebar keseluruh tubuh utamanya pada anak-anak.
  • Jika tidak di obati secara teratur, maka penyakit ini dapat berlanjut menjadi glomerulonefritis (2-5%) akut yang biasanya terjadi 10 hari setelah lesi impetigo pertama muncul, namun bias juga terjadi setelah 1-5 minggu kemudian.
6.      FURUNKEL ATAU BISUL
Ø  Definisi
Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain.
Penyebab utama timbulnya Bisul adalah lingkungan yang kurang bersih. Pada umumnya bisul sering terjadi pada usia anak-anak, karena anak-anak identik dengan dunia bermain, termasuk main yang kotor-kotor semisal main tanah.Bila lingkungan kurang bersih, infeksi pun akan mudah terjadi oleh karena itu para orang tua sangat perlu untuk memperhatikan kebersihan tangan anak kita. Apalagi jika anak kita sering berkeringat biasanya sering menggaruk karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat banyak keringat dan biang keringat, akibatnya garukan tersebut dapat merusak kulit sehingga memudahkan masuknya kuman dan timbullah infeksi. Oleh sebab itulah mengapa anak yang sering berkeringat, apalagi keringat buntet, mudah terkena penyakit bisulan.
Jadi salah kalau ada anggapan bahwa bisul itu disebabkan kebanyakan makan telur.Yang pasti, karena penyebabnya infeksi maka bisul termasuk penyakit menular. Menularnya bisa karena garukan tangan, sehingga memindahkan kumannya dari satu tempat ke tempat lain.Tak heran jika orang awam sering menyebut bisulnya jadi beranak., hal tu menunjukkan bahwa daya tahan tubuh anak kurang sekali.
Ø  Jenis-jenis bisul
  • Bisul dapat juga disebabkan  karena tersumbatnya kelenjar minyak, yang kemudian terinfeksi. Bisul seperti ini dinamakan ‘akne kista’, biasanya terjadi di kulit wajah para remaja.
«  Lain lagi dengan bisul yang disebut ‘hidradenitis suppurativa’, disebabkan oleh radang lokal kelenjar keringat. Biasanya bisul yang timbul lebih dari satu buah, lokasinya di daerah ketiak atau pangkal paha.
  • Dan yang terakhir adalah bisul yang disebut ‘kista pilonidal’, biasanya terjadi di lipatan bokong. Awalnya hanya berupa infeksi di folikel rambut, kemudian ditambah dengan iritasi dari tekanan karena duduk terlalu lama, biasanya saat travelling lama, maka terbentuklah bisul ini.
Ø  Cara Mengatasi
1. Jangan dipencet
Bisul yang muncul jangan dipencet, karena bisa terjadi kerusakan jaringan yang lebih parah dan banyak lagi yang menyebabkan kulit bisa berongga. Seringkali bisul dibiarkan saja, tak segera diobati.
2. Obati dengan Salep sebagai pengobatan awal
Jika bisul hanya satu atau beberapa dan masih kecil di permukaan biasanya bisa disembuhkan dengan salep antibiotik. Pemakaian obat dalam bentuk salep atau krim yang dioleskan di kulit lebih efektif ketimbang pengobatan jenis lain. Obat-obatan semacam salep ini sangat dianjurkan untuk kulit karena dibuat dengan daya serap yang cukup efektif terhadap kulit.
3. Minum antibioticèTapi, jika sudah membesar, agak dalam dan banyak, anak perlu diberi obat antibiotik yang diminumkan tentunya dengan resep dokter .
4. Bila sudah terjadi abses, sebaiknya nanahnya dikeluarkan.
Biasanya dokter akan menginsisi/mengiris dengan pisau tajam sehingga penyembuhannya akan lebih sempurna. Bila pecah sendiri akan menimbulkan kerusakan kulit dan akan berbekas. Begitu pula bila dipaksa dikeluarkan, misalnya dengan dipencet, penyembuhannya akan menimbulkan bekas yang tak sedap dipandang. "Bekas pada jaringan kulitnya akan meninggalkan parut, bisa lekukan atau yang lebih tinggi lagi. Tak mungkin akan normal kembali. Walaupun pada anak kulitnya masih berkembang, namun tetap saja tak akan normal kembali karena jaringannya yang rusak akan membekas,"
7.      SEBORHOE
Ø  Definisi
Seborrhea adalah gangguan fungsi dari kelenjar palit/lemak yang ditandai dengan pengeluaran lemak secara berlebihan yang membentuk sisik-sisik putih kekuningan atau sumbatan –sumbatan seperti keju.
Ø  Klasifikasi seborrhea
- Seborrhea adipose
- Seborrhea neonaturum (saraf susu)
- Seborrhea Squamosa (bersisik)
Ø  Etiologi
• Kelenjar minyak pada bayi biasanya bekerja terlalu aktif akibat tingginya kadar hormon ibu yang mengalir didalam tubuh bayi
• Pengaruh hormon ibu biasanya hanya berlangsung pada bulan-bulan pertama kehidupan sikecil. Gangguan ini akan hilang setelah bayi berusia 6-7 bulan.
Ø  Gejala klinis
•Serpihan/Sisik
Merupakan tanda yang paling mudah dilihat dan paling memalukan. Sisik tersebut adalah tanda bahwa kulit di kepala anda rontok dan waktu pergantian sel-sel pada kulit kepala menjadi lebih cepat. Serpihan-serpihan/sisik berwarna putih dengan berbagai ukuran dan bentuk yang terdapat di kulit kepala, rambut, dapat juga melekat pada baju berwarna hitam favorit anda. Pergantian sel kulit kepala biasanya tidak terdeteksi oleh mata. Namun dengan dipercepatnye proses pergantian ini, menyebabkan timbul KETOMBE. Jadi, setiap butir serpihan/sisik yang anda lihat sebetulnya adalah kumpulan dari sejumlah sel sel kulit kepala yang mati dalam jumlah besar, sehingga mudah menjadi perhatian.
•Gatal
Satu tanda lagi bahwa anda ber-KETOMBE adalah gatal pada kulit kepala. Gatal tersebut terjadi karena timbul peradangan pada kulit kepala yang disebabkan oleh jamur P.Ovale. Jamur inilah yang menyebabkan timbulnya ketombe dan gatal pada kulit kepala.

•Kemerahan
Tanda ketiga dari ketombe dikenal dengan seborrhea. Dalam kondisi ini, terlihat kemerahan di sekitar kulit kepala. Dapat juga terlihat di sekitar alis mata, pipi, belakang telinga atau bagian dada
Ø  Penanganan
Pengobatan dermatitis seboreik tergantung kepada usia penderita:
1. Anak-anak.
Untuk ruam bersisik tebal di kulit kepala, bisa dioleskan minyak mineral yang mengandung asam salisilat secara perlahan dengan menggunakan sikat gigi yang lembut pada malam hari. Selama sisik masih ada, kulit kepala juga dicuci dengan sampo setiap hari; setelah sisiknya menghilang cukup dicuci 2 kali/minggu.
2. Bayi
Kulit kepala dicuci dengan sampo bayi yang lembut dan diolesi dengan krim hydrocortisone. Selama ada sisik, kulit kepala dicuci setiap hari dengan sampo yang lembut; setelah sisik menghilang cukup dicuci 2 kali/minggu. Kini banyak sediaan krim, lotion, dan shampoo di pasaran untuk membasmi ketombe. Produk-produk yang digunakan untuk mengatasi ketombe biasanya mengandung asam salisilat, coal tar, zinc pyrithione, selenium sulfida dan belerang. Walaupun sebagian digolongkan sebagai obat yang dijual bebas dan sebagian digolongkan sebagai kosmetik, produk-produk tersebut hanya dapat mengatasi gejala-gejala dari ketombe, tetapi tidak mengatasi penyebab ketombe.
Ø  Pencegahan
Æ  Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo merupakan produk yang dibuat khusus untuk membersihkan kulit kepala dari kotoran.
Æ  Penggunaan sampo untuk membersihkan kulit kepala memang sangat efektif.
Æ  Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga banyak mengeluarkan keringat dan membuat kepalanya bau. Bila ingin menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis mild.
Æ  Untuk ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa menanganinya dengan mengontrol populasi jamur. Kita bisa mencuci rambut anak setiap hari dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara perlahan karena akan menghilangkan jamur lewat serpihan kulit yang lepas.
Æ  Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan tidak selalu harus dilakukan oleh dokter. Kita bisa menggunakan obat antijamur yang bisa didapat di apotek. Carilah produk-produk yang mengandung 2% clotrimezol. Pada beberapa anak yang sensitif dengan produk krim, oleskan sedikit saja. Namun jika terjadi ruam, cobalah konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang lain.
Æ  Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan lebih lanjut.
8.      Obstipasi
Ø  Definisi
Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar keras
Obstipasi : obstruksi intestinal (konstipasi yang berat)
Ø  Penyebab
Faktor  non organik
·         Kurang makanan yang tinggi serat
·         Kurang cairan
·         Obat/zat kimiawi
·         Kelainan hormonal/metabolik
·         Kelainan psikososial
·         Perubahan mikroflora usus
·         Perubahan/kurang exercise
Faktor organik
·         Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor)
·         Kelainan otot dasar panggul
·         Kelainan persyarafan : M. Hirsprung
·         Kelainan dalam rongga panggul
·         Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus
Ø  Tanda dan gejala
·         Frekuensi BAB kurang dari normal
·         Gelisah, cengeng, rewel
·         Menyusu/makan/minum kurang
·         Perut kembung
·         Kadang-kadang muntah
Ø  Penatalaksanaan
  • Banyak minum
  • Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan buah)
  • Latihan
  • Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi
  • ASI lebih baik dari susu formula
  • Enema perotal/peranal
  • Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi
  • Perawatan kulit peranal
9.      DIARE
Ø  Definisi
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum, 1999)
Ø  Penyebab
·         Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan
·         Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan sanitasi yang buruk
·         Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan
·         Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi)
·         Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani
·         Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus
·         Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
·         Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
·         Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)
Ø  Jenis diare
·         Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7 hari, muntah, demam
·         Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering, sakit perut, sakit pada saat BAB, anoreksia, kehilangan BB, kerusakan mukosa usus
·         Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat dimulai dari diare akut ataupun disentri
Ø  Tanda dan gejala
·         Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan diare
·         Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering
·         Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia
·         Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
·         Pucat anus dan sekitarnya lecet
·         Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
·         Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk dan terdapat butiran lemak
·         Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa
·         Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah
Ø  Komplikasi
·         Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (dehidrasi, kejang dan demam)
·         Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian
·         Penurunan berat badan dan malnutrisi
·         Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam darah)
·         Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam darah)
·         Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim rendah)
·         Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan asam atau kehilangan alkali dalam tubuh)
Ø  Pencegahan
·         Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting.
·         Makanan Sehat karena makanan dapat terkontaminasi oleh penyebab diare pada tahap produksi dan persiapan, dan penyimpanan.
·         Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah
·         Pengelolaan sampah yang baik
·         Buang air besar dan air kecil pada tempatnya
Ø  Penatalaksanaan
·         Memberikan garam oralit
·         Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit
·         Terapi rehidrasi
·         Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya
·         Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan
·         Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik
·         Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses
10.  KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL TRUSH
Ø  Definisi
Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu. Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat dalam.
Kandidosis oral
Infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi normal dan makin jarang sejalan dengan pertambahan usia.
Ø  Penyebab
  • Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida albicans)
  • Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain
  • Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor predisposisi
  • Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI
  • Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi

Ø  Faktor predisposisi
  • Faktor endogen : perubahan fisiologik, umur, imunologik
  • Faktor eksogen : iklim, kebersihan, kontak dengan penderita
Ø  Gejala
·         Terdapat bercak putih pada lidah, bibirdan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu
·         Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskan dari dasarnya akan menyebabkan basah, merah dan berdarah
·         Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang berwarna biru metilen dan tampak miselium dan spora yang khas
Ø  Pencegahan
·         Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi
·         Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu dalam mulut bayi
·         Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara
Ø  Komplikasi
·         Kesukaran minum dapat mengakibatkan kekurangan makanan
·         Diare bila tidak diobati dapat menjadi penyebab dehidrasi
Ø  Penatalaksanaan
·         Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang hangat
·         Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi lebih baik diobati
·         Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir
·         Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetes kedalam mulut bayi, pemberian nistatin tidak boleh lebih dari 7 hari.
·         Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet setiap selesai menyusui selama bayi diobati.
11.  MILIA
Ø  Definisi
Milia merupakan bagian dari masalah kulit. Pada kulit terdapat bintik-bintik putih, mirip jerawat. Milia dapat menimpa umur berapa pun. Milia terjadi akibat serpihan kecil kulit terperangkap di kantung-kantung kecil di permukaan kulit.
Ø  Gejala
Terdapat bintik-bintik putih mirip jerawat di hidung, dagu, atau pipi. Pada bayi terkadang muncul di gusi dan langit-langit mulut.
Ø  Pengobatan
Milia biasanya menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Perawatan, jika diperlukan, dapat dilakukan dengan mencuci wajah dengan air hangat, mengusap wajah, dan jangan mencubit bintik tersebut karena dapat terjadi infeksi.
12.  MIMISAN
Ø  Definisi
Mimisan adalah istilah lain dari hidung berdarah dadalah keadaan dimana hidung mengalami pendarahan sehingga keluar darah melalui lubang hidung.
Pendarahan pada hidung atau mimisan memiliki 2 tipe, yaitu :
ü  Tipe anterior yang biasa terjadi yakni pada bagian depan.
ü  Tipe posterior yakni pada bagian belakang.


Ø  Penyebab Mimisan
1.      Penyebab local
v  Trauma
Misalnya terbentur, jatuh, dan membuang ingus terlalu keras. Mengorek-ngorek hidung dengan kuku yang tajam ketika merasa gatal atau risih, terkadang aktifitas tersebut menyebabkan pembuluh kapiler di daerah hidung bagian tengah, bernama pleksus kieselbach pecah dan keluar sebagai mimisan.
v  Polusi
Polusi berupa paparan rokok atau asap knalpot bersifat iritatif. Semua itu dapat membuat lecet dan merobek permukaan selaput lendir yang tipis.
v  Obat-obatan Terentu
Ada beberapa obat yang dapat memicu terjadinya mimisan. Obat semprot yang berfungsi melegakan hidung yang mampet (obat pelega hidung golongan kortikosteroid), salah satunya. Pemakaian yang terlalu sering dapat menjadikan hidung anak mimisan, begitu pun cara pemakaiannya yang salah seperti menggunakan semprotan ke arah tengah padahal yang tepat adalah dengan menyemprotkan ke samping.
v  Udara Dingin
Penyetelan AC yang terlalu dingin dapat menyebabkan mimisan. Cara kerja AC yang menyerap uap air di udara membuat kelembapan di ruangan jauh berkurang. Ditambah, suhu yang terlalu dingin membuat udara jadi makin kering. Udara kering yang diisap anak akan membuat alat pernapasannya mengering, sehingga selaput lendirnya mudah pecah dan berdarah.
v  Alergi
Alergi juga dapat memicu terjadinya mimisan karena anak-anak lebih sensitive dari pada orang dewasa. Biasa terjadi pada anak usia empat tahun. Biasanya disertai pilek kental dan lama, terkadang juga disertai batuk berdahak dan napas berbau. Ada juga mimisan yang berkaitan dengan gender, meski sangat jarang terjadi Gangguan mimisan umumnya berkurang sesuai dengan pertambahan usia. Semakin tambah usia, pembuluh darah dan selaput lendir di hidung sudah semakin kuat, hingga tak mudah berdarah.
  1. Penyebab sistemik
Penyebab sistemik adalah penyakit yang tidak hanya penyakit di hidung melainkan penyakit lain yang merimbas pada hidung berdarah. Penyakit tersebut antara lain sebagai berikut :
·         Hipertensi atau tekanan darah tinggi
·         Infeksi sistemik  seperti : demam berdarah , demam kuning
·         Kelainan darah seperti : penyakit leukemia dan hemophilia
Mimisan digolongkan menjadi 2 :
A. Mimisan ringan apabila sumber perdarahan adalah dari bagian depan rongga hidung.
B. Mimisan yang berat terjadi bila sumbernya dari dalam atau belakang rongga hidung. Mimisan jenis ini harus lebih diwaspadai dan dicari tahu apa penyebabnya.

Sekitar 90% kasus mimisan pada anak tergolong ringan, dan dapat diatasi sendiri di rumah. Jadi, begitu anak mimisan, lakukanlah segera tindakan berikut:
«  Minta anak duduk bersandar dengan kepala sedikit menunduk ke depan, agar darah tidak mengalir ke bagian belakang (darah yang tertelan dapat merangsang timbulnya batuk atau rasa mual sehingga anak muntah).
«  Kalau keadannya terlalu lemah, baringkan dengan meletakkan bantal di punggunggnya.
«  Jepit kedua cuping hidung dengan jari tangan selama sekitar 5 menit. Sementara itu mintalah anak untuk bernapas melalui mulut.
«  Bersihkan darah yang mengotori wajahnya.
«  Kompres dingin pada batang hidung juga bisa membantu menghentikan perdarahan.
«  Bila perdarahan belum juga berhenti, sumbat hidungnya dengan kain kasa atau sapu tangan yang bersih, lalu bawa anak segera ke dokter. Selama dalam perjalanan, usahakan agar anak selalu dalam posisi duduk menyandar.
Dokter akan mencari sumber perdarahan dengan bantuan alat pengisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian, hidung 'disumbat' tampon khusus untuk hidung selama 3-5 menit. Dengan cara ini dapat diketahui apakah sumber perdarahan dari depan atau belakang rongga hidung. Pada kasus-kasus tertentu diperlukan pemeriksaan laboratorium dan/atau radiologi.
13.  Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome)
Ø  Definisi
Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome) adalah suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat.
SIDS merupakan penyebab kematian yang paling sering ditemukan pada bayi yang berusia 2 minggu-1 tahun. 3 dari 2000 bayi mengalami SIDS dan hampir selalu ketika mereka sedang tidur. Kebanyakan SIDS terjadi pada usia 2-4 bulan dan terjadi di seluruh dunia.
Kematian bayi mendadak tidak terduga dan dengan alasan yang tetap tidak jelas, bahkan setelah otopsi,merupakan sara kematian paling utama pada tahun pertama kehidupan setelah masa neonatus. Peristiwa ini menggambarkan sindroma bayi mati mendadak (SIDS yaitu Sudden Infant Death Syndrome).
Seorang ibu yang merokok pada masa kehamilan meningkatkan risiko sindrom mati mendadak pada bayi. Kematian mendadak pada bayi terjadi ketika bayi kekurangan napas di tempat tidur setelah posisinya menghalangi pernapasannya. Seperti yang dikutip dari AFP, sindrom mati mendadak itu banyak dikaitkan dengan kurangnya respons yang mengejutkan pada otak yang memicu bayi bernapas megap-megap. Dalam kondisi semacam itu, bayi akan menangis untuk merangsang pernapasan normal kembali.

Ø  Penyebab
Penyebabnya tidak diketahui. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa SIDS lebih sering terjadi pada bayi yang tidurnya tengkurap dibandingkan dengan bayi yang tidurnya terlentang atau miring. Karena itu sebaiknya bayi ditidurkan dalam posisi terlentang atau miring. Resiko terjadinya SIDS juga ditemukan pada bayi yang pada saat tidur wajahnya menghadap ke kasur atau selimut yang lembut/empuk. Karena itu sebaiknya bayi ditidurkan diatas kasur yang keras.

Ø  Faktor resiko terjadinya SIDS
v  Tidur tengkurap (pada bayi kurang dari 4 bulan)
v  Kasur yang lembut (pada bayi kurang dari 1 tahun)
v  Bayi premature
v  Riwayat SIDS pada saudara kandung.
v  Banyak anak
v  Musim dingin
v  Ibunya perokok
v  Ibunya pecandu obat terlarang
v  Ibunya berusia muda
v  Jarak yang pendek diantara 2 kehamilan
v  Perawatan selama kehamilan yang kurang
v  Golongan sosial-ekonomi rendah. SIDS lebih banyak ditemukan pada bayi laki-laki.
Ø  Faktor-Faktor Yang Mungkin Menyebabkan Bayi Meninggal Mendadak
a)      Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur telah diobservasi pada dua bayi yang kemudian dianggap meninggal karena SIDS dan telah diamati pula adanya obstruksi saluran nafas bagian atas dengan jeda pernafasan serta bradikardia yang lama pada bayi-bayi dengan SIDS abortif. Walaupun demikian masih belum pasti apakah apnea sentral atau apnea obstruktif yang lebih penting dalam terjadinya SIDS

b)      Cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah mengisyaratkan bahwa bayi-bayi dengan SIDS memiliki abnormalitas pada susunan saraf pusat.

c)      Fungsi saluran nafas atas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan dan anatomi, maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap saluran pernafasan bagian atas, apakah keadaan ini terjadi pada SIDS masih belum di ketahui.

d)     Reflek saluran nafas yang hiperaktif karena masuknya sejumlah cairan ke dalam laring dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga menimblkan apnea, maka di berikan perhatian yang cukup besar akan kemungkinan reflek gasoesofagus dan aspirasi sebagai mekanisme primer terjadinya SIDS pada beberapa bayi.

e)      Abnormalita jantung, beberapa ahli mengajukan adanya ketidakstabilan pada jantung muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saa ini untuk menunjukan bahwa aritmia jantung memainkan perana pada SIDS.
Penyebab SIDS lainnya,yaitu :

v  Tidur tengkurap, memiliki persentase terbesar penyebab bayi berusia kurang dari 12 bulan meninggal mendadak. Menurut penelitian, bayi yang mengalami SIDS akibat tidur tengkurap ini umumnya adalah bayi berusia kurang dari 6 bulan,  karena sistem pernapasannya belum matang atau bekerja dengan sempurna. Bila bayi ditidurkan dalam posisi tengkurap, akibatnya bayi akan alami sesak napas.

v  Tidak disendawakan. Berdasarkan hasil riset ketika bayi gumoh, cairan gumoh bisa masuk ke dalam saluran napas, sehingga bayi kesulitan bernapas. Para dokter menganjurkan orangtua untuk menyendawakan bayi setelah diberi ASI, atau disendawakan ditengah proses pemberian ASI. Bersendawa membuat udara yang tertelan oleh bayi ketika menyusui ke luar dari perutnya.

v  Menyusui sambil tidur. Tahukah Anda posisi menyusui sambil tiduran kerap menyebabkan ASI tidak masuk ke dalam saluran pencernaan, melainkan masuk ke saluran pernapasan? Keadaan ini akan menyebabkan bayi gumoh, dan cairan gumoh bisa menyebabkan bayi kesulitan bernapas, bila masuk ke dalam saluran pernapasan. Selain itu kebiasaan menyusui sambil tiduran, membuat ibu tertidur saat menyusui. Lalu tanpa disadari tubuhnya jatuh menimpa bayi, sehingga bayi mengalami kesulitan bernapas sampai akhirnya meninggal.

v  Asap rokok. Bayi yang memiliki orangtua perokok, terbukti memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami SIDS, dibandingkan bayi yang orangtuanya bukan perokok. Bayi dengan orangtua perokok akan menghisap Karbondioksida (CO2). Banyaknya volume Karbondioksida yang dihisap oleh bayi perokok pasif ini menjadi faktor penyebab meningkatnya gangguan pada sistem pernapasan, yang menyebabkan bayi meninggal mendadak.

v  Kadar Neurotransmitter Serotonin rendah. Bayi meninggal akibat SIDS ternyata memiliki kadar Neurotransmitter Serotonin rendah (Normal=101-283 nanogram/milliliter) pada bagian batang otak, medula oblongata. Medula oblongata berfungsi untuk mengontrol pernapasan, suhu tubuh, tekanan darah, dan detak jantung. Keadaan ini terjadi karena faktor genetik, sehingga tidak ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.

v  Bayi lahir prematur atau BBLR. Bayi yang lahir prematur atau bayi yang lahir cukup bulan tetapi bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) berisiko 50% lebih besar mengalami SIDS. Tingginya risiko bayi prematur mengalami SIDS karena seluruh sistem organ tubuhnya -terutama paru-parunya- belum mencapai tahap pematangan yang cukup, sehingga belum siap berfungsi menopang kehidupan di luar rahim ibu. Bayi dengan kondisi seperti ini sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke dokter anak untuk memantau perkembangan fungsi organ-organnya.

Ø  Gejala
Tidak ada gejala yang mendahului terjadinya SIDS.
Ø  Pengobatan
Orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS memerlukan dukungan emosional. Penyebab kematian anaknya tidak diketahui, sehingga mereka seringkali merasa bersalah. Mungkin ada baiknya jika orang tua merencanakan untuk memiliki anak lagi.

Ø  Pencegahan
Angka kejadian SIDS telah menurun secara berarti (hampir mendekati 50%) sejak para orang tua dianjurkan untuk menidurkan bayinya dalam posisi terlentang atau miring (terutama ke kanan).

B  Selalu letakkan bayi Anda dalam posisi terlentang ketika ia sedang tidur, walaupun saat tidur siang. Posisi ini adalah posisi yang paling aman bagi bayi yang sehat untuk mengurangi risiko SIDS.
B  Jangan pernah menengkurapkan bayi secara sengaja ketika bayi tersebut belum waktunya untuk bisa tengkurap sendiri secara alami.
B  Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk. Penelitian menyimpulkan bahwa risiko SIDS akan meningkat drastis apabila bayi diletakkan di atas kasur yang terlalu empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air, bulu domba atau permukaan lembut lainnya.
B  Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas serta mainan yang diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi Anda. Hal ini untuk mencegah bayi Anda terselimuti atau tertindih benda-benda tersebut.
B  Pastikan bahwa setiap orang yang suka mengurus bayi Anda atau tempat penitipan bayi untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap hitungan waktu tidur mengandung risiko SIDS.
B  Pastikan wajah dan kepala bayi Anda tidak tertutup oleh apapun selama dia tidur. Jauhkan selimut dan kain penutup apapun dari hidung dan mulut bayi Anda.
B  Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi Anda sehingga tidak perlu lagi untuk menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan selimut sebaiknya Anda perhatikan hal-hal berikut ini: Pastikan kaki bayi Anda berada di ujung ranjangnya, Selimutnya tidak lebih tinggi dari dada si bayi,Ujung bawah selimut yang ke arah kaki bayi, Anda selipkan di bawah kasur atau matras sehingga terhimpit.
B  Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi Anda khususnya Anda sendiri. Hentikan kebiasaan merokok pada masa kehamilan maupun kelahiran bayi Anda dan pastikan orang di sekitar si bayi tidak ada yang merokok.
B  Jangan biarkan bayi Anda kepanasan atau kegerahan selama dia tidur. Buat dia tetap hangat tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar bayi sebaiknya berada pada suhu yang nyaman bagi orang dewasa. Selimut yang terlalu tebal dan berlapis-lapis bisa membuat bayi Anda terlalu kepanasan.
B  Temani bayi Anda saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri untuk waktu yang cukup lama.
14.  HEMANGIOMA
Ø  Definisi
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak / tumor vaskuler jinak akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah.
Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 tahun (5-10%). Biasanya, hemangioma sudah tampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh seperti kepala, leher, muka, kaki atau dada.
Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan anak. Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua, contohnya adalah cherry hemangioma atau angioma senilis yang biasanya jinak, kecil, red-purple papule pada kulit orang tua. Umumnya hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang dengan sendirinya beberapa bulan kemudian setelah kelahiran. Harus diwaspadai bila hemangioma terletak di bagian tubuh yang vital, seperti pada mata atau mulut. Hal ini dikarenakan, bila menutupi sebagian besar tempat tersebut akan mengganggu proses makan dan penglihatan, atau bila hemangioma terjadi pada organ dalam tubuh (usus, organ pernafasan, otak) dapat mengganggu proses kerja organ tersebut. Hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma tumbuh pada muka atau kepala bayi.

Ø  Klasifikasi
A. Hemangioma kapiler
1. Strawberry hemangioma (hemangioma simplek)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu (Hall, 2005). Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).
2. Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah (Worman, 1998; Hamzah, 1999).
B. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan (Cohen, 2004; Anonim, 2005).
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam (Hall, 2005).
C. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa (Hamzah, 1999; Kushner, et al., 1999; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).
Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ dalam (Hall, 2005).
Ø  Etiologi
Hingga saat ini apa yang menjadi penyebab hemangioma masih belum diketahui, namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.

Ø  Tanda dan gejala
ü  Hemangioma kapiler
Tanda-tanda Hemangioma kapiler, berupa: Bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit. “Salmon patch” berwarna lebih muda sedang “Port wine stain” lebih gelap kebiru-biruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas permukaan kulit.

ü  Hemangioma kavernosum
Tampak sebagai suatu benjolan, kemerahan, terasa hangat dan “compressible” (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas dalam beberapa waktu membesar kembali).

ü  Hemangioma Campuran.
Diantara jenis Hemangioma kavernosum dan campuran ada yang disertai fistula arterio-venous (bawaan).
Ø  gejala klinis
Tergantung macamnya :
a) Hemangioma kapiler, “Port wine stain” tidak ada benjolan kulit.
b) “Strawberry mark”, menonjol seperti buah murbai.
c) Hemangioma kavernosum, teraba hangat dan “compressible”.

Ø  pemeriksaan dan diagnosis
a) Mudah nampak secara klinis, sebagai tumor yang menonjol atau tidak menonjol dengan warna kemerah-merahan
b) Tumor bersifat “compressible”
c) Kalau perlu dengan pemeriksaan angiografi.

Ø  Pencegahan
Tidak ada cara untuk mencegah hemangioma, baik yang dilakukan sebelum maupun selama kehamilan.
Ø  Penatalaksanaan
1. MEDIS
Penatalaksanaan hemangioma secara umum ada 2 cara, yaitu :
a). Cara Konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai pembesaran maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun. Hemangioma superfisial atau hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi karena hemangioma jenis ini bila dibiarkan akan hilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal.
b). Cara Aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi;hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan menimbulkan deformitas (kelainan) jaringan. Penatalaksanaan hemangioma secara aktif, antara lain :
1). Pembedahan
Indikasi :
· Terdapat tanda-tanda pertumbuhan hemangioma yang terlalu cepat
· Minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
· Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
· Tidak ada regresi spontan-spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan hemangioma sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat, mungkin memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya.
2) Radiasi
Pengobatan radiasi sudah tidak dilakukan lagi karena :
· Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif.
· Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama.
· Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila diperlukan suatu tindakan.
· Kebanyakan hemangioma kapiler akan beregresi.
3) Kortikosteroid
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah :
· Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
· Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
· Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
· Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
· Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Kortikosteroid yang dipakai ialah antara lain prednison yang mengakibatkan hemangioma mengadakan regresi, yaitu untuk bentuk strawberry, kavernosum, dan campuran. Dosisnya per oral 20-30 mg perhari selama 2-3 minggu dan perlahan-lahan diturunkan, lama pengobatan sampai 3 bulan.
Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis besar kadang-kadang akan menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh cepat.
Hemangioma kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang menurunkan ukuran lesi secara cepat, sehingga perkembangan penglihatan bisa normal. Hemangioma kavernosa atau hemangioma campuran dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan injeksi langsung pada hemangioma.
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta pertumbuhan terhambat.
4) Obat sklerotik
Penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma, misalnya dengan namor hocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl hipertonik. Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan sikatrik.
5) Elektrokoagulasi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya, juga untuk Hemangioma senilis dan granuloma piogenik.
6) Pembekuan
Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair.
7) Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi. Selain itu dilakukan perawatan luka secara steril.



BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system
Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Maka dari itu masa-masa neonatus adalah masa yang diperlukan pengawasan ketat baik dari tenaga medis maupun dari orang tunya sendiri. Karena apabila pengawasan itu tidak dilakukan dengan baik akan berakibat fatal yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di luar rumah sakit dengan cara septik.
Bayi baru lahir mendapat imunitas trans. Plasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi terpapar pada kuman yang berasal bukan saja dari ibunya tetapi juga berasal dari ibu lain. Terhadap kuman yang disebut terakhir ini, bayi tidak mempunyai imunitas.
                                                                                        
3.2   SARAN
Ø  Saran Untuk Tenaga Kesehatan
Penyusun berharap hendaknya kita sebagai tenaga kesehatan lebih memahami tentang macam-macam masalah sering terjadi pada neonatus, bayi dan balita terutama milliariasis. Serta bagaiman tindakan kita untuk mengatasinya.

Ø  Saran Untuk Mahasiswa
Penyusun berharap agar mahasiswa prodi DIII Kebidanan lebih mengetahui tentang masalah yang serimg terjadi pada neonatus, bayi dan balita. Serta dapat menerapkan saat praktek di lapangan.

1 komentar:

  1. Terimakasih informasinya.
    Bila ada yg perlu Obat Albumin dari ekstrak ikan Gabus, mohon kunjungi blog saya di http://suryowijayan.com/jual/obat-albumin/

    BalasHapus