milkysmile milkysmile milkysmile

Kamis, 22 November 2012

ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR


1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan usia 37 – 42 minggu dan berat badan lahir 2500 – 4000 gram.
Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu. ( Mitayani, 2010:1)

1.2 Keadaan Klinik Bayi Baru Lahir Normal
§      Berat badan bayi 2500 – 4000 gram.
§      Panjang badan 48 – 52 cm.
§      Lingkar dada 30 – 38 cm.
§      Lingkar kepala 33 – 35 cm.
§      Bunyi jantung pda menit-menit pertama ± 180 x/menit, kemudian turun – 140 x/menit – 120 x/menit, pada waktu berumur 30 menit.
§      Respirasi pada menit-menit pertama sekitar 80 x/menit disertai dengan pernafasan cuping hidung, retrasi suprasterial dan interkostal serta rintihan hanya berlangsung 10 – 15 menit.
§      Kulit merah-merah dan licin.
§      Rambut lanugo tak terlihat.
§      Kuku agak panjang dan lemas.
§      Genetalia wanita labia mayor menutupi labia minor sedangkan pada pria testis sudah turun. Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
§      Reflek hisap dan menelan baik.
§      Reflek morro baik.
§      Reflek graps atau menggenggan sudah baik
§      Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan

1.3 Asuhan Segera Bayi Baru Lahir

Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran.


1.      Penilaian Awal
Segera setelah lahir,letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut ibu. Bila hal tersebut tiak memungkinkan maka letakkan bayi dekat ibu (diantara keua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering.
        Nilai kondisi bayi :
      APAKAH BAYI MENANGIS KUAT/BERNAFAS TANPA KESULITAN ?
      APAKAH BAYI BERGERAK DG AKTIF/LEMAS?
      APAKAH WARNA KULIT BAYI MERAH MUDA, PUCAT/BIRU?
       
       APGAR SCORE
      Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek)
      Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)

Dilakukan pada :
·         1 menit kelahiran è yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan
·         Menit ke-5
·         Menit ke-10è penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis.

SKOR APGAR
TANDA
0
1
2
Appearance
Biru,pucat
Badan pucat,tungkai biru
Semuanya merah muda
Pulse
Tidak teraba
< 100
> 100
Grimace
Tidak ada
Lambat
Menangis kuat
Activity
Lemas/lumpuh
Gerakan sedikit/fleksi tungkai
Aktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan
Respiratory
Tidak ada
Lambat, tidak teratur
Baik, menangis kuat

Preosedur penilaian APGAR
«  Pastikan pencahayaan baik
«  Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dengan cepat & simultan.
«  Jumlahkan hasilnya
«  Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
«  Ulangi pada menit kelima
«  Ulangi pada menit kesepuluh
«  Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai
Penilaian
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
Nilai tertinggi adalah 10
§  Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
§  Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi
§  Nilai 0 – 3  menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.

2.      Mempertahankan Suhu Tubuh
Mekanisme Hilangnya Panas Pada BBL
1.      Evaporasi
è Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juag terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

2.      Konduksi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
Contoh :
- Menimbang bayi tanpa alas timbangan
- Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL
- Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL

3.      Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung). Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dinginn (Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda)
Contoh : BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC & BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang.
4.      Konveksi
Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan. 
Contoh :
- Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela
- Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin.
 Klasifikasi Suhu Bayi
·         Suhu normal         :  36,5 0C – 37,5 0C
·         Hipotermi ringan :  36 – < 36,5 0C
·         Hipotermi berat    :  < 32 0C
Cegah terjadinya kehilangan panas pada bayi baru lahir melalui upaya berikut:
1)      Ruang bersalin yang hangat
Suhu ruangan minimal 25°C. Tutup semua pintu dan jendela.
2)      Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Segera ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering.
3)      Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada atau perut ibu. Luruskan dan usahakan ke dua bahu bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu.
4)      Inisiasi menyusu dini
Memberi kesempatan pada bayi menyusu sendiri segera setelah lahir dengan meletakkan bayi menempel di dada atau perut ibu, dibiarkan merayap mencari puting dan menyusu sampai puas. Proses ini berlangsung minimal 1 jam pertama setelah bayi lahir.
5)      Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan panas
Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang sama dan pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
6)      Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Jangan Memandikan Bayi Setidak-Tidaknya 6 Jam Setelah Lahir
Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian atau diselimuti dikurangi dengan berat pakaian atau selimut.

Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :
B  Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)
B  Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
B  Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan
B  Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
B  Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
B  Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
B  Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik
B  Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik
B  Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
B  Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
B  Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI
7)      Rawat gabung
Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan selama 24 jam. Idealnya BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
8)      Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
Apabila bayi baru lahir memerlukan resusitasi harus dilakukan dalam lingkungan yang hangat.
9)      Transportasi hangat
Bayi yang perlu dirujuk, harus dijaga agar tetap hangat selama dalam perjalanan.


10)  Pelatihan untuk petugas kesehatan dan Konseling untuk keluarga
Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dan keluarga tentang hipotermia meliputi tanda-tanda dan bahayanya.
Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi:
  • Bayi ditempatkan di ruangan yang hangat, jangan ber-AC.
  • Kontak / menempelkan kulit bayi dengan kulit ibu.
  • Menyusui sesering mungkin.
  • Tutup kepala karena 25% panas hilang melalui kepala.
  1. Membersihkan Jalan Nafas
1)   Sambil menilai pernafasan  secara cepat, letakkan bayi dg handuk di atas perut ibu
2)   Bersihkan darah/lendir dr  wajah bayi dg kain bersih & kering/ kassa
3)   Periksa ulang pernafasan
4)   Bayi akan segera menagis dlm waktu 30 detik pertama setelah lahir
           jika tdk dpt menangis spontan dallakukan :
1)  Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yg  keras & hangat
2)  Gulung sepotong kain & letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi ekstensi
3) Bersihkan hidung, rongga mulut, & tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril
4)  Tepuk telapak kaki bayi sebanyak 2-3x/ gosok kulit bayi dengan kain kering & kasar
Gb. Posisi ekstensi

Kebiasaan yang harus dihindari
LANGKAH-LANGKAH
ALASAN TIDAK DIANJURKAN
Menepuk pantat bayi
Trauma/cedera
Menekan dada
Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian
Menekan kaki bayi ke bagian perutnya
Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada hati/limpa, perdarahan
Membuka sphincter anusnya
Merusak /melukai sphincter ani
Menggunakan bungkusan panas/dingin
Membakar/hipotermi
Meniupkan oksigen/udara dingin pada tubuh/wajah bayi
hipotermi
Memberi minuman air bawang
Membuang waktu, karena tindakan resusitasi yang tidak efektif pada saat kritis

  1. Perawatan Tali Pusat
  • Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
  • Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
  • Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
  • Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
  • Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
  • Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
  • Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
  • Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)


 





           
   
Gb. Bayi terbungkus kain kering
  1. Inisiasi Dini / Bonding
Prinsip pemberian ASI sedini mungkin dan eklusif. Bayi baru lahir harus mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan bayinya setelah tali pusat diklem dan dipotong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu untuk menyusukan bayinya setelah plasenta lahir dan memastikan ibu dalam kondisi baik (termasuk menjahit laserasi) keluarga dapat membantu ibu untuk memulai pemberian ASI lebih awal.
Hubungan antara ibu dan bayi sangat penting untuk saling mengenal terutama pada hari-hari pertama setelah persalinan. Bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayang ibu (bonding effect).




  1. Menyuntikan Vitamin K

Semua bayi baru lahir harus diberikan Vitamin K (Phytomenadione) injeksi 1 mg intramuskuler dipaha kiri sesegera mungkin untuk mencegah pendarahan bayi baru lahir akibat defisiensi Vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir. per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protrombin yang memungkinkan darah membeku dan ternyata kadarnya dianggap “rendah” pada bayi baru lahir adalah gangguan jarang yang berpotensi fatal dan berhubungan dengan kadar Vitamin K.

  1. Mengoleskan Salep Mata
Salep mata atau tetes mata dapat diberikan setelah ibu memberikan ASI nya atau setelah terjadinya bonding antara ibu dan bayi. Pencegahan infeksi pada mata biasanya diberi salf mata tetrasiklin 1 %, salf antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.

Cara pemberian profilaksis mata :
§      Cuci tangan.
§      Jelaskan apa yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat tersebut.
§      Berikan salf mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata.
§      Ujung tabung salf mata tidak boleh menyentuh mata bayi.
§      Jangan menghapus salf mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak menghapus obat-obat tersebut.



  1. Melakukan Identifikasi dan pemasangan tanda pengenal / Identitas

Æ  tanda  pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
Æ  Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi
Æ  Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas
Æ  Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
Æ  Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar