1.1 Pengertian Bayi
Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
baru lahir dari kehamilan usia 37 – 42 minggu dan berat badan lahir 2500 – 4000
gram.
Bayi baru lahir normal
(BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasinya
dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu. ( Mitayani, 2010:1)
1.2 Keadaan Klinik Bayi Baru Lahir Normal
§ Berat badan
bayi 2500 – 4000 gram.
§ Panjang badan
48 – 52 cm.
§ Lingkar dada 30
– 38 cm.
§ Lingkar kepala
33 – 35 cm.
§ Bunyi jantung
pda menit-menit pertama ± 180 x/menit,
kemudian turun – 140 x/menit – 120 x/menit, pada waktu berumur 30 menit.
§ Respirasi pada
menit-menit pertama sekitar 80 x/menit disertai dengan pernafasan cuping
hidung, retrasi suprasterial dan interkostal serta rintihan hanya berlangsung
10 – 15 menit.
§ Kulit
merah-merah dan licin.
§ Rambut lanugo
tak terlihat.
§ Kuku agak
panjang dan lemas.
§ Genetalia
wanita labia mayor menutupi labia minor sedangkan pada pria testis sudah turun. Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
§ Reflek hisap
dan menelan baik.
§ Reflek morro
baik.
§ Reflek
graps atau menggenggan sudah baik
§
Eliminasi baik, mekonium akan
keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
1.3 Asuhan
Segera Bayi Baru Lahir
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran.
1.
Penilaian Awal
Segera setelah lahir,letakkan bayi di atas kain bersih
dan kering yang disiapkan pada perut ibu. Bila hal tersebut tiak memungkinkan
maka letakkan bayi dekat ibu (diantara keua kaki atau disebelah ibu) tetapi
harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering.
Nilai
kondisi bayi :
•
APAKAH
BAYI MENANGIS KUAT/BERNAFAS TANPA KESULITAN ?
•
APAKAH
BAYI BERGERAK DG AKTIF/LEMAS?
•
APAKAH
WARNA KULIT BAYI MERAH MUDA, PUCAT/BIRU?
APGAR SCORE
•
Merupakan
alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel
(pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot &
iritabilitas reflek)
•
Ditemukan
oleh Dr. Virginia Apgar (1950)
Dilakukan pada :
·
1 menit
kelahiran è yaitu untuk memberi kesempatan pd
bayi untuk memulai perubahan
·
Menit ke-5
·
Menit ke-10è penilaian dapat dilakukan lebih
sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi. Penilaian
menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg rendah
berhubungan dg kondisi neurologis.
SKOR APGAR
TANDA
|
0
|
1
|
2
|
Appearance
|
Biru,pucat
|
Badan pucat,tungkai biru
|
Semuanya merah muda
|
Pulse
|
Tidak teraba
|
< 100
|
> 100
|
Grimace
|
Tidak ada
|
Lambat
|
Menangis kuat
|
Activity
|
Lemas/lumpuh
|
Gerakan sedikit/fleksi tungkai
|
Aktif/fleksi tungkai
baik/reaksi melawan
|
Respiratory
|
Tidak ada
|
Lambat, tidak teratur
|
Baik, menangis kuat
|
Preosedur penilaian APGAR
« Pastikan pencahayaan baik
« Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit
pertama dengan cepat & simultan.
« Jumlahkan hasilnya
« Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg
hasilnya
« Ulangi pada menit kelima
« Ulangi pada menit kesepuluh
« Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg
sesuai
Penilaian
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
Nilai tertinggi adalah 10
§ Nilai 7-10 menunjukkan bahwa
by dlm keadaan baik
§ Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi
sedang & membutuhkan tindakan resusitasi
§ Nilai 0 – 3
menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi
segera sampai ventilasi.
2. Mempertahankan
Suhu Tubuh
Mekanisme Hilangnya Panas Pada BBL
1. Evaporasi
è
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak
segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri.
Kehilangan panas juag terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan
tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2. Konduksi
Adalah kehilangan panas
tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh
bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi
diletakkan di atas benda-benda tersebut.
Contoh :
- Menimbang bayi tanpa alas timbangan
- Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL
- Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL
Contoh :
- Menimbang bayi tanpa alas timbangan
- Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL
- Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL
3. Radiasi
Adalah kehilangan panas
yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu
tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara
ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung). Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya
ke lingkungan yang lebih dinginn (Pemindahan panas antara 2 objek yang
mempunyai suhu berbeda)
Contoh : BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC & BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang.
Contoh : BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC & BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang.
4. Konveksi
Adalah kehilangan panas
tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi
yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi
aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin
ruangan.
Contoh :
- Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela
- Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin.
Contoh :
- Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela
- Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin.
Klasifikasi Suhu Bayi
·
Suhu
normal : 36,5 0C
– 37,5 0C
·
Hipotermi ringan : 36 – < 36,5 0C
·
Hipotermi berat : <
32 0C
Cegah
terjadinya kehilangan panas pada bayi baru lahir melalui upaya berikut:
1) Ruang
bersalin yang hangat
Suhu ruangan minimal 25°C. Tutup
semua pintu dan jendela.
2) Keringkan
tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
Keringkan bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Segera ganti handuk
basah dengan handuk atau kain yang kering.
3) Letakkan
bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Setelah tali pusat dipotong,
letakkan bayi tengkurap di dada atau perut ibu. Luruskan dan usahakan ke dua bahu
bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu.
4) Inisiasi
menyusu dini
Memberi kesempatan pada bayi
menyusu sendiri segera setelah lahir dengan meletakkan bayi menempel di dada
atau perut ibu, dibiarkan merayap mencari puting dan menyusu sampai puas.
Proses ini berlangsung minimal 1 jam pertama setelah bayi lahir.
5) Gunakan
pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan panas
Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan
kain hangat yang sama dan pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi
memiliki permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan
panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
6) Jangan
segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Jangan Memandikan Bayi
Setidak-Tidaknya 6 Jam Setelah Lahir
|
B
Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum
memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)
B
Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu
tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih
dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian
kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan
kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh
bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
B Tunda
untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan
B Sebelum
bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin.
Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan
beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh
bayi setelah dimandikan.
B Memandikan
bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
B Segera
keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
B Ganti
handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh
bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik
B Bayi
dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik
B Ibu
dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
B Tempatkan
bayi di lingkungan yang hangat
B Idealnya
bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk
menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI
7) Rawat
gabung
Ibu dan bayi
harus tidur dalam satu ruangan selama 24 jam. Idealnya BBL ditempatkan di
tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalah cara yang paling mudah untuk
menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusui bayinya dan
mencegah paparan infeksi pada bayi.
8) Resusitasi
dalam lingkungan yang hangat
Apabila bayi baru lahir
memerlukan resusitasi harus dilakukan dalam lingkungan yang hangat.
9) Transportasi
hangat
Bayi yang perlu dirujuk, harus
dijaga agar tetap hangat selama dalam perjalanan.
10) Pelatihan
untuk petugas kesehatan dan Konseling untuk keluarga
Meningkatkan
pengetahuan petugas kesehatan dan keluarga tentang hipotermia meliputi tanda-tanda
dan bahayanya.
Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh
bayi:
- Bayi ditempatkan di ruangan yang hangat, jangan ber-AC.
- Kontak / menempelkan kulit bayi dengan kulit ibu.
- Menyusui sesering mungkin.
- Tutup kepala karena 25% panas hilang melalui kepala.
- Membersihkan Jalan Nafas
1) Sambil menilai
pernafasan secara cepat, letakkan bayi
dg handuk di atas perut ibu
2) Bersihkan
darah/lendir dr wajah bayi dg kain
bersih & kering/ kassa
3) Periksa ulang
pernafasan
4) Bayi akan
segera menagis dlm waktu 30 detik pertama setelah lahir
jika tdk dpt menangis spontan dallakukan :
1) Letakkkan bayi pada posisi terlentang
di tempat yg keras & hangat
2) Gulung sepotong kain &
letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi ekstensi
3) Bersihkan hidung, rongga
mulut, & tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril
4) Tepuk telapak kaki bayi sebanyak
2-3x/ gosok kulit bayi dengan kain kering & kasar
Gb. Posisi ekstensi
Kebiasaan yang harus dihindari
LANGKAH-LANGKAH
|
ALASAN TIDAK DIANJURKAN
|
Menepuk pantat bayi
|
Trauma/cedera
|
Menekan dada
|
Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian
|
Menekan kaki bayi ke bagian perutnya
|
Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada hati/limpa,
perdarahan
|
Membuka sphincter anusnya
|
Merusak /melukai sphincter ani
|
Menggunakan bungkusan panas/dingin
|
Membakar/hipotermi
|
Meniupkan oksigen/udara dingin pada tubuh/wajah bayi
|
hipotermi
|
Memberi minuman air bawang
|
Membuang waktu, karena tindakan resusitasi yang tidak
efektif pada saat kritis
|
- Perawatan Tali Pusat
- Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
- Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
- Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
- Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
- Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
- Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
- Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
- Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
|
|
Gb. Bayi terbungkus kain kering
- Inisiasi Dini / Bonding
Prinsip
pemberian ASI sedini mungkin dan eklusif. Bayi baru lahir harus mendapat ASI dalam waktu satu jam
setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan
bayinya setelah tali pusat diklem dan dipotong. Beritahu bahwa penolong akan
selalu membantu ibu untuk menyusukan bayinya setelah plasenta lahir dan memastikan
ibu dalam kondisi baik (termasuk menjahit laserasi) keluarga dapat membantu ibu
untuk memulai pemberian ASI lebih awal.
Hubungan antara ibu dan bayi sangat penting untuk saling
mengenal terutama pada hari-hari pertama setelah persalinan. Bayi akan memperoleh
kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayang ibu (bonding
effect).
- Menyuntikan Vitamin K
Semua
bayi baru lahir harus diberikan Vitamin K (Phytomenadione) injeksi
1 mg intramuskuler dipaha kiri sesegera mungkin untuk mencegah pendarahan bayi
baru lahir akibat defisiensi Vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi
baru lahir.
per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
Vitamin
K sangat penting untuk pembentukan protrombin yang memungkinkan darah membeku
dan ternyata kadarnya dianggap “rendah” pada bayi baru lahir adalah gangguan
jarang yang berpotensi fatal dan berhubungan dengan kadar Vitamin K.
- Mengoleskan Salep Mata
Salep
mata atau tetes mata dapat diberikan setelah ibu memberikan ASI nya atau
setelah terjadinya bonding antara ibu dan bayi. Pencegahan infeksi pada mata
biasanya diberi salf mata tetrasiklin 1 %, salf antibiotika tersebut harus
diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi
mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.
Cara pemberian profilaksis mata :
§
Cuci tangan.
§
Jelaskan apa yang akan dilakukan dan
tujuan pemberian obat tersebut.
§
Berikan salf mata dalam satu garis lurus
mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar
mata.
§
Ujung tabung salf mata tidak boleh
menyentuh mata bayi.
§
Jangan menghapus salf mata dari mata bayi
dan anjurkan keluarga untuk tidak menghapus obat-obat tersebut.
- Melakukan Identifikasi dan pemasangan tanda pengenal / Identitas
Æ tanda pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi
perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus
diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai
waktu bayi dipulangkan.
Æ Peralatan identifikasi bayi baru
lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan
di ruang rawat bayi
Æ Alat yang digunakan, hendaknya kebal
air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak
mudah lepas
Æ Pada alat atau gelang identifikasi
harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin,
unit, nama lengkap ibu
Æ Di setiap tempat tidur harus diberi
tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saifudin,,
2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar